Jumat, 26 November 2010

Negeri Laut Emas Sriwijaya
Kerajaan Sriwijaya adalah salah satu kerajaan kuno di Indonesia. Konon, kerajaan Sriwijaya berdiri atas lautan dari emas. Benarkah semua itu? Ayo, kita telusuri jejak negeri laut emas Sriwijaya.




Permata Indonesia


            Indonesia adalah negeri kepulauan. Ribuan pu;au tersebar seperti batu hijau di lautan yang biru. Jejeran pulau itu mirip kalung berwarna hijau jika dilihat dari langit.
            Zaman dulu, Indonesia terdiri dari banyak kerajaan. Kerajaan-kerajaan ini banyak dibangun di daerah pantai. Salah satu kerajaan yang terkenal adalah kerajaan Sriwijaya.




Pelabuhan Berbagai Bangsa

            Kerajaan sriwijaya berada di tepi muara Sungai Musi, di Pulau Sumatra. Sungai Musi mengalir ke laut. Di sekitar Sriwijaya terdapat Selat Malaka, Pulau Kalimantan, Pulau Bangka, dan Pulau Jawa.
            Perahu ramai lalu lalang di lautan sekitar Kerajaan Sriwijaya sejak abad kesatu Masehi. Pedagang dari Cina, Vietnam, India, dan Arab berlayar di Selat Malaka dan Laut Jawa untuk mencari rempah-rempah seperti kayu manis, lada, dan pala.
            Perjalanan laut tidak mudah pada saat itu. Pertemuan dengan orang asing sering menimbulkan salah paham karena tidak paham bahasanya. Tidak jarang, para pedagang yang berlayar, mati diserang bajak laut atau penduduk pulau. Oleh karena itu, raja Sriwijaya menawarkan perlindungan kepada pedagang asing yang berlayar di laut Jawa. Penduduk pulau dilarang mengganggu perahu pedagang. Pendududk berbagai pulau diminta menjual hasil bumi di kerajaan Sriwijaya. Lalu, pedagang berbagai bangsa datang ke Sriwijaya untuk membeli hasil bumi dari berbagai pulau. Para pedagang ini memakai bahasa Melayu. Sriwijaya menjadi kota pelabuhan berbagai bangsa pada abad ke-7.


Rantai Besi Bajak Laut

            Cara kerajaan Sriwijaya mengatur lalu lintas laut sangat unik. Sebuah rantai besi dipasang di pintu masuk laut. Rantai besi itu diturunkan jika perahu pedagang lewat. Sebaliknya, rantai besi direntangkan jika ada perahu bajak laut. Ssst, bajak laut suka merampok perahu pedagang pada zaman itu. Namun, bajak laut paling takut pada pasukan laut Sriwijaya.
            Kemampuan berkelahi pasukan laut sriwijaya tak tertandingi. Hmmm, pasukan Sriwijaya juga berpatroli di lautan. Pedagang asing merasa aman. Bahkan, padagang dari Cina tinggal lama di Sriwijaya untuk sekaligus belajar agama Budha.
Kota Di Atas rawa 


            Kota kerajaan Sriwijaya bernama Pha Liem Bang atau Palemabang. Kota Palembang artinya kota di atas tanah rawa. Tanah rawa, selalu becek digenangi air. Kota Palembang ini dikelilingi banteng batu. Penduduk kerajaan tinggal di luar banteng kota, di pinggiran Sungai Musi. Raja dan penduduk Sriwijaya berpergian dengan perahu. Namun, perahu raja dihiasi paying sutera.

Negeri Emas
            Penduduk dari berbagai pulau membawa hasil bumi ke Sriwijaya. Rempah-rempah seperti kayu manis, cengkeh dan pala berasal dari Maluku. Beras dari Jawa. Kapur barus berasal dari Sumatera Barat. Kayu cendana dari Sumbawa dan logam timah dari Bangka. Kerajaan Sriwijaya sendiri berjualan emas dan perak.
            Rempah-rempah dan emas dari Sriwijaya sudah terkenal di Eropa dan India. Namun, saat itu, letak dan nama negeri penghasil rempah dan emas dirahasiakan para pedagang. Banyak orang tidak tahu nama dan letak negeri Sriwijaya. Pedagang arab hanya bilang rempah dan emas diperoleh dari negeri lautan atau samudra dvipa. Kadang,orang juga menyebut nama samudra dvipa menjadi svarna dvipa, yang artinya negeri emas.
            Catatan dari Cina melukiskan kerajaan Sriwijaya punya banyak emas. Catatan juga menceritakan orang India paling pintar menambang emas di Sriwijaya. Mereka mengikis tanah dan membuat terowongan, sementara penduduk Sriwijaya mengayak emas dari lumpur. Hmmm, pantas bukan, jika orang menganggap Sriwijaya sebagai negeri lautan emas?